Tampilkan postingan dengan label kanker. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kanker. Tampilkan semua postingan

Senin, 13 Oktober 2008

GREEN FLUORESCENT PROTEIN

Belum ada sepuluh hari yang lalu saya menampilkan peran light emitting diode pada http://houseoflaser.blogspot.com,terpetik berita jatuhnya hadiah Nobel untuk Osamu Shimamora,Roger Tsien,Martin Chalfie yang meneliti ubur-ubur pembawa terang atau green fluorescent protein(protein pendar hijau).
Penelitian tentang foton menjadi harapan bagi banyak orang dengan pelbagai kelainan atau penyakit seperti kanker,penyakit degeneratif atau penyakit infeksi.
Kemungkinan flu burung dan penyakit lain yang disebabkan oleh virus akan terbuka kunci pengobatannya melalui penelitian efek foton yang berinteraksi dengan jaringan biologik.

Sabtu, 29 Maret 2008

TERAPI FOTODINAMIK PADA KANKER



L. S. Handikin*


Pendahuluan

Terapi Fotodinamik (Photodynamic Therapy,disingkat PDT) adalah suatu pendekatan yang memberikan harapan baru bagi usaha penyembuhan penderita kanker. Aplikasi PDT bersifat minimal invasif dan mengurangi penderitaan pasien akibat efek samping yang mungkin terjadi pada pengobatan kanker.

Prinsip dasar pengobatan PDT berdasarkan pada reaksi kimia (photochemical atau non thermal effect) yang terjadi pada sel kanker yang mendapat penyinaran laser (baca: foton) setelah sebelumnya diberikan bahan kimia (obat) yang disebut photosensitizer (fotosensitizer).

Fotosensitizer

Fotosensitizer adalah bahan kimia yang akan diaktifkan oleh laser dan merusak sel kanker. Bahan kimia ini akan bereaksi dengan foton (unit energi laser) dan bersama oksigen akan mengakibatkan kematian (apoptosis=kematian aktif dan nekrosis=kematian pasif) sel kanker secara selektif tanpa merusak sel normal.

Fotosensitizer biasanya diberikan dalam bentuk larutan yang disuntikkan pada pembuluh darah balik (intravena) yang selanjutnya akan menempatkan molekul fotosensitizer pada sel kanker. Konsentrasi molekul fotosensitizer pada sel tumor ini akan lebih tinggi dibandingkan sel normal sehingga terdapat kepadatan molekul fotosensitizer yang tinggi pada sel tumor.

Setelah interval waktu tertentu, tiba saatnya untuk penyinaran (iluminasi) atau pengaktifan fotosensitizer dengan laser (lihat gambar). Interval waktu penyuntikan dan penyinaran tergantung pada fotosensitizer yang dipilih (misalnya hematoporphyrin derivative=HPD atau mTHPC =meta tetra hydroxy phenyl chlorine). Kemudian akan dilakukan tahap kedua pengobatan berupa penyinaran laser melalui kabel serat- optic (fiber-optic).

Sumber Daya Laser

Sumber daya laser dihasilkan dari mesin pembangkit laser dengan media pembangkit semikonduktor dan daya pasok energi rendah yang bisa diatur/adjustable (dalam ukuran 100 mW - 1 W) dan timing control yang bisa dipilih untuk mendapatkan dosis laser sesuai dengan kebutuhan. Dosis energi laser yang diperlukan diprogram melalui komputer yang terpasang pada mesin pembangkit laser.

Mekanisme kerja

Selain sifat toksik langsung pada sel kanker melalui kerusakan mitokondria sel (yang merupakan motor penghasil tenaga sel), sitoplasma, dan dinding sel, teknik PDT mengakibatkan kerusakan pembuluh darah yang memasok darah untuk pertumbuhan sel kanker (vascular shutdown). Hal ini mengakibatkan sel kanker kehilangan pasokan energi untuk pertumbuhan dan selanjutnya akan terjadi pengecilan massa (regresi) dan kematian tumor. Ahli bedah akan mendapat kemudahan untuk melakukan tindakan operasi karena massa tumor telah mengecil. Keuntungan lain yang didapatkan dari PDT, yaitu meningkatnya status kekebalan penderita terhadap kanker yang dideritanya dengan membaiknya parameter immunologik.

PDT bisa digabungkan dengan modalitas pengobatan lain untuk penyakit kanker seperti pembedahan, cryotherapy (bedah beku), kemoterapi, radioterapi, imunoterapi, terapi biologik, dan sebagainya serta dapat dilakukan berulang-ulang tanpa menimbulkan akibat samping yang membahayakan penderita.

Efek samping

Efek samping yang terjadi yaitu rasa nyeri setempat yang disebabkan oleh nekrosis (kematian) jaringan tumor yang diatasi dengan obat pereda rasa nyeri. Kepekaan berlebihan terhadap cahaya, baik cahaya lampu maupun cahaya matahari (langsung) diatasi dengan mengatur pencahayaan pada ruang tindakan dan perawatan serta perlindungan penderita terhadap paparan sinar. Hati-hati pada tumor yang menempel/invasif pada pembuluh darah besar karena risiko perdarahan.

Keterbatasan

PDT memiliki keterbatasan yaitu hanya sesuai bila diaplikasikan pada tumor padat di permukaan (misalnya kulit atau selaput lendir) dan/atau tumor yang letaknya bisa diakses dengan fiberoptik (melalui endoskop) yang menghantarkan foton. Tumor relatif memiliki kedalaman terbatas (kurang dari 1 cm) bila berada pada saluran-saluran (intraluminal). Untuk tumor yang terletak di luar saluran (ekstraluminal) lebih cocok dengan modalitas lain, seperti cryo-surgery (bedah beku).

Kesimpulan

PDT bukan merupakan jawaban yang menuntaskan masalah pengobatan penyakit kanker, namun penguasaan teknik ini akan menambah kompetensi dan kemampuan masyarakat kedokteran dalam penanganan penderita penyakit kanker.

* Dokter ahli THT

Ketua Ikatan Kedokteran Laser Indonesia (IKLASI)

Kamis, 24 Januari 2008

BERSATU MENANGGULANGI KANKER


Salah satu penyakit yang paling ditakuti adalah penyakit kanker.
Penyakit ini bisa mengenaik siapa saja dan menyebabkan penderitaan yang berkepanjangan bagi penderita dan keluarganya, menurunkan kualitas hidup penderitanya, mempengaruhi kondisi psikologis ,sosial dan ekonomis keluarga.
Ada terdengar pernyataan bahwa penyakit ini lebih banyak diperbincangkan daripada diobati dan disembuhkan.Deteksi dini adalah salah satu kunci sukses pengobatan.
Professor saya yang pernah saya tanya pada saat mengikuti pelatihan deteksi dini kanker di Jepang (1974)menyatakan bahwa kanker adalah salah satu cara orang untuk meninggal.
Sebagian dari puluhan ribu dokter Indonesia memiliki keahlian dalam menangani penyakit ini,namun masih diperlukan lebih banyak dokter yang mau melakukan penelitian dan mendidik dokter-dokter muda untuk menjadi ahli dalam penanganan penyakit ini.
Masyarakat luas dan pemerintah perlu bekerjasama menangani penyakit ini dengan memberikan dukungan dan menyusun kebijaksanaan yang memberikan kemudahan bagi tenaga kesehatan dan sumber daya terkait daalam bidang penidikan,penelitian dan pelayanan .Sumber daya yang ada harus dimanfaatkan se-efisien dan se-efektif mungkin.
Gambar menunjukkan penulis bersama Dr.Zhengping Liu (Fuda Cancer Hospital)di RS Gading Pluit.
Salah satu modalitas pengobatan kanker yang dikembangkan yaitu Photodinamic Therapy (Terapi Fotodinamik)untuk kanker menggunakan laser tenaga rendah dan obat(bahan kimia) yang disebut fotosensitizer .
Obat yang disuntikkan lewat pembuluh darah balik (intravena) atau diberikan secara topikal pada lesi superfisial akan diserap dan disimpan lebih lama pada sel kanker dibanding sel normal.
Dengan demikian diperlukan interval waktu untuk tindakan penyinaran.Penyinaran dengan laser dosis rendah ini bersama oksigen menghasilkan proses fotokimiawi secara selektif dan hanya akan merusak sel/jaringan kanker , tidak mempengaruhi sel normal.
Kemungkinan efek fotosensitisasi kulit yang terjadi pada pasca pengobatan dicegah dengan cara menghindari paparan sinar langsung pada pasien.
Teknik pengobatan fotodinamik ini telah diakui dunia internasional dan berkembang pesat berkat penelitian para ahli di pusat- pusat penelitian di seluruh dunia dan dapat diintegrasikan dengan modalitas lain dalam penanggulangan kanker.